BPC NGABUBURIT With BOTTLESMOKER

BOTTLESMOKER adalah buah Persahabatan antara dua orang remaja bernama Ryan Adzani (Nobie) dan Anggung Suherman (Angkuy) yang sering membuat musik kamar atau bedroom music. Dikarenakan hasil karya mereka tidak terlalu mendapat apresiasi tinggi dari para pecinta musik tanah air, akhirnya Bottlesmoker menerbangkan sayapnya untuk memulai karir di luar negeri.

Walau masih minim apreasiasi di negara sendiri, duo electro Bandung ini justru lebih mendapat perhatian di negara-negara luar. Hal tersebut pula yang akhirnya membuat Bottlesmoker sering menggelar tur ke luar negri - mereka menganggapnya sebagai “jalan-jalan" - sejak 2009. Sedang di 2011 Bottlesmoker melangusngkan tur Asia terbesarnya meliputi 5 negara (Malaysia, Brunei Darussalama, China, Hongkong, Indonesia) selama 19 hari (26 Februari s/d 19 Maret) dan didaulat tampil di Future Music Festival Asia (FMFA) yang merupakan ajang pesta musik elektronik dan dance yang bergengsi di dunia bersama musisi elektronik berpengaruh seperti Avicii, The Prodigy, Afrojack, dan Fatboy Slim yang digelar di Changi Exhibition Center pada 13 dan 14 Maret 2015.

Meski sudah menjelajahi tur mancanegara, yang menjadi mimpi basah setiap grup musik, Bottlesmoker tetap lebih ingin dikenal di negara asalnya, Indonesia.

Kali ini BDG PARTY CLUB berkesempatan ngobrol bareng Bottlesmoker di BPC NGABUBURIT With BOTTLESMOKER, Berikut obrolan seru'nya:

1. Kapan awal terbentuknya Bottlesmoker

Bottlesmoker terbentuk pada tahun 2006, ditandain dengan rilisnya album pertama "Before Circus Over". Project ini terbentuk dari perkuliahan di FIKOM UNPAD. Kami terbiasa dengan membuat Jingle Radio, Bumper TV, Backsound Film hingga Mixing lagu untuk siaran. Kebiasaan tersebut dikembangkan dengan menulis lagu.

Akhirnya 2006-2008 sudah merilis 2 album tapi tanpa panggung. Sejak album ke-2 "Slow Mo Smile" tahun 2008, musik kami tersebar di Indonesia dan akhirnya mulai dikenal dan perform.



2. Aliran/Genre apa yang diusung Bottlesmoker?

Kami menyimpulkan memainkan musik Indietronic, Merangkum proses eksplorasi suara, eksperiment dan nada-nada yang catchy yang cenderung ke electronic pop. Namun beberapa media luar menyebut kami toy-tronic karena kebiasaan kami eksplorasi di alat musik mainan


3. Pandangan Bottlesmoker terhadap perkembangan Electronic Dance Music Industry di kota Bandung

Hmmm, ini cukup sulit, tapi jika dipaksa untuk jujur, kami menganggap industri EDM di Bandung ke arah stagnan. Kami masih bisa merasakan awal 2000-an ketika menikmati EDM di Bandung yang begitu beragam, namun saat ini, keberagaman itu mulai terkikis satu persatu hingga menjadi satu keseragaman. Hal ini memang sulit dibendung karena arus pasar EDM-nya memang sangat kencang, dan yang seperti sekarang lah industri yang kuat. Kekuatan keseragaman tersebut yang menyulitkan departemen-departemen lainnya untuk muncul ke permukaan untuk menambah keberagaman EDM. Industri memang seperti itu, bagai dinding besar dan kokoh.



4. Ngomong2 tentang Movement, Perubahan seperti apa yg ingin Bottlesmoker lakukan untuk perkembangan Electronic Dance Music Industry dikota Bandung?

Kami yakin, penikmat dan pengiat EDM yang terlibat di indutsrinya itu memiliki referensi yang baik, mungkin media untuk mempresentasikan karya hasil olahan dari referensi tersebut yang meski diperbanyak, atau setidaknya reguler. 

Media di sini refers to music event. Menyediakan panggung bagi Music Writer EDM yang baru, yang beda atau yang fresh harus menjadi salah satu target yang disimpan di point paling atas. Sehingga yang mempresentasikan karya EDM-nya tidak itu-itu aja. Namun, kita juga semua tahu, hal ini tidak mudah, apalagi jika berhubungan dengan pasar, sponsor dan lain-lain sebagai pendukung movement. Seperti yang tadi dibilang, industri itu bagai dinding yang besar dan kokoh, susah dirobohkan, tapi banyak cara untuk membuatnya goyang, misalnya dengan mengencinginya.


5. Siapa yg jadi Influence Bottlesmoker dalam berkarya?

Kami cenderung menyerap referensi dari musisi Jepang, seperti Lullatone, I Am Robot And Proud, Aoki Takamasa hingga yang eksplorasi di alat musik mainan seperti Dan Deacon hingga Fuckbutton


1. LULLATONE

Lullatone adalah Duo musik yang berbasis di Nagoya terdiri dari suami dan istri tim Shawn James Seymour dan Yoshimi Tomida. The Lullas memanfaatkan instrumen mainan anak-anak, percikan air, suara alat rumah tangga, dan suara alat elektronik untuk lagu-lagu mereka dan sangat diminati oleh anak muda dan orang tua disana. Di sisi visual, mereka membuat semua klip mereka sendiri - mencampur film-film lucu, stopmotion animasi, dan video yang mampu menghipnotis orang yg menontonnya ikut larut dalam setiap scene'nya.

2.AOKI TAKAMASA

AOKI TAKAMASA is one of the most interesting artists coming from the inventive electronic music scene of Japan. Pria kelahiran 1976 imulai membuat musik dengan gitar akustik, bass dan drum dengan 4-track tape recorder ketika berusia 17 tahub.

Aoki mulai mengenal komputer ketika masih 20 tahun, meskipun pada saat itu harga komputer begitu mahal dan terlalu lambat untuk mengedit file audio pada saat itu, 

"so I mainly used them as a MIDI sequencer and controlled AKAI sampler with some cheap synthesizers..."

Dan pada saat itu Aoki mencari banyak informasi tentang Real Time Audio Synthesis dan audio programing melalui Internet.

I Am Robot And Proud

Shaw-Han Liem, yang lebih dikenal dengan nama I am Robot and Proud, adalah seorang artis indie elektronik Kanada dari Toronto, Ontario. ia merilis album dibawah label Darla dan & Records. Ia juga merupakan perancang permainan video, yang membuat permainan PlayStation 3 dan PS Vita Sound Shapes.
Liem lahir dan dibesarkan di Toronto, Ontario. Ia juga menjadi anggota dari Sea Snakes, Jim Guthrie Band, Nathan Lawr and the Minotaurs dan Tusks.
Pada 2007, ia berpartisipasi dalam acara peluncuran global Tenori-On, sebuah instrumen yang dirancang oleh Toshio Iwai.

Band live I am Robot and Proud meliputi musisi Toronto Jeremy Strachan, Robin Buckley dan Mike Smith. Anggota sebelumnye meliputi Jim Guthrie, Samir Khan, Gus Weinkauf dan Simon Osbourne. Pada 2009, Liem berkolaborasi pada sebuah penampilan dengan artis media Daito Manabe, mengkombinasikan visualisasi musik fisik Manabe dengan komposisi yang diimprovisasikan. Pada 2010 ia juga menampilkan sebuah kolaborasi langsung bersama dengan pemain drum Boredoms Senju Muneomi dan komposer komputer Tokyo Yuri Miyauchi.

Liem juga bekerja secara ekstensif sebagai seorang pembuat remix, pada 2010 ikut dalam pengerjaaan kembali proyek Pupa dari Yukihiro Takahashi dari Yellow Magic Orchestra. Ia juga bekerja dengan label-label seperti Arts & Crafts, Ghostly International, Asthmatic Kitty, Avex Trax dan EMI Music Japan

DAN DEACON

Dan Deacon (lahir 28 Agustus 1981) adalah komposer Amerika dan musisi elektronik berbasis di Baltimore ,Maryland . Sejak tahun 2003, Deacon telah merilis delapan album di bawah beberapa label yang berbeda. 

Dia lahir dan dibesarkan di pinggiran kota Long Island , New York . Dia lulus dari Sekolah Tinggi Babel pada tahun 1999
Pada tahun 2004 ia pindah ke Baltimore, Maryland tinggal di Copycat Building bersama teman-teman'nya dari SUNY Purchase membentuk Wham City seni dan musik kolektif.

6. Sebutkan 3 Favorite Local DJ??
Indra 7, Winky Wiryawan dan Terbujurkaku

DISCOGRAPHY

ALBUM
- Before Circus Over – Neovinyl Records, 2006 (Spain)
- Slow Mo Smile – Probablyworse Records, 2008 (US) rereleased by Neovinyl Records
- Let’s Die Together in 2012, B-sides & Rarities – Misspelled Records 2011 (Australia) rereleased by Handshakes Records (China)
- Bottlesmoker On The Other Hands; Slow Mo Smile X (remix), Deathrockstars 2012 (Indonesia)
- Hypnagogic – Dystopiaq, 2013 (US)

SINGLES
- 7″ Singles Vinyl – Disconinjaz Records 2009 (Russia)
- Before Circus Over + Frozen Scratch Cerulean, 2010 (double a-sided single (Tsefula/Tsefuelha Records – Indonesia)

COMPILATIONS
- Unsigned band compilation, 2008. CD Bonus ‘Music Record Indie Label’ Mizan books, Indonesia
- Sympathy For Indonesian Music Industry Volume 1, 2008 – Oneloop Records (Indonesia)
- All is Well When All is One, 2008 – Touched Records (Indonesia)
- First Impression, 2008 – Invasi Records (Indonesia)
- Mit Freunden Tanzen, 2009 – Rumpfunk Records (Germany)
- Summer Daze, 2010 – 23 Seconds Records (Sweden)
- Light For Japan, 2011 – Handshakes Records (China)
- Japan Calling, 2011 – Neovinyl Records (Spain)

ACHIEVEMENTS
- Best Electro / Dance Act from AVIMA (Asia Voice of Independent Music Awards) 2010.
- Best Electro / Dance Song from AVIMA (Asia Voice of Independent Music Awards) 2010.
- Best Digital Music from INAICTA (Indonesia Information and Communications Technology Award) 2010.
- Nominees (Big Five) ICEMA (Indonesian Cutting Edge Music Awards) 2010 in Favourite Electronica Song Categories.
- Indonesian delegation for Asian Music Festival in Manila, Philippines – April 2010.
- Best Music Video Clip, Best Concept Video Clip, and Best Director from Festival Padjadjaran Awards 2011.
- Indonesian delegation for Asian Echo 2011 in Shanghai & Beijing (China).
- Indonesian delegation for Fete dela WSK 2011 in Manila, Philippines.
- Tour visiting 5 countries in 19 days on ‘Bottlesmoker Asian Tour 2011’ including Malaysia, Brunei - Darussalam, China, Hong Kong, and Indonesia (Medan) on February 26 till March 16, 2011.
- The Ambassador 2012, awards from Rolling Stone Indonesia.
- Indonesian delegation for Baybeats 2012.
- Indonesian delegation for Come to Daddy electronic music festival in Saigon City Vietnam, 2012.

TOUR EXPERIENCES
- Hello We Are Bottlesmoker, Malaysian Tour 2009
- Bottlesmoker Smiles to Malaysia, 2010
- Bottlesmoker Smiles to Philippines, 2010
- Botol Jalan Jalan, Indonesian Tour, 2010
- Bottlesmoker Asian Tour 2011 (Malaysia, Brunei Darussalam, China, Hong Kong, Indonesia)
- Bottlesmoker Smiles to Singapore 2011
- Bottlesmoker Smiles to Vietnam-Thailand-Singapore, 2012
- Bottlesmoker Jalan-Jalan part II (10 city tour in Indonesia), 2012

ngabuburit 18:02